[BERITA-ISLAM.COM] Nelayan di Natuna merasa khawatir akan keberadaan sejumlah kapal China yang berada di kawasan Laut Natuna Utara. Mereka kemudian memilih menjaga jarak agar tidak terjadi hal yang tak diinginkan.
Peristiwa itu, terjadi pada 13 September 2021. Nelayan Natuna yang tidak memiliki alat lengkap hanya bisa merekam momen kurang lebih 6 kapal China berada di perairan Indonesia menggunakan ponsel.
Mereka baru bisa melaporkan temuan itu kepada aparat setelah kembali ke daratan 2 hari setelahnya atau 15 September 2021. Salah satu yang mendapat laporan itu adalah mantan Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti.
Dari video itu, nelayan melaporkan ada kapal perang China dan sejumlah coast guard China yang wara-wiri. Bahkan. ada satu kapal pengisi BBM yang juga bersiaga di sana.
"Kapal perang China nomor lambung 172 posisi 061219 masih perairan Indonesia, di bujur 1701," tutur nelayan seperti diberitakan kumparan, Jumat (17/9/2021).
"Kapal induk dia ada di depan. Satunya lagi kapal coast guard China. Ada 6 buah kapal, kapal induk satu, kapal coast guard 2, kapal BBM satu, kapal perang 2, berarti enam buah," lanjut nelayan.
Seperti dikutip kumparan, kapal China dengan nomor lambung 171 merupakan kapal China dengan nama Kunming. Kunming merupakan jenis kapal perusak tipe 052D.
Kapal China yang terdeteksi lainnya adalah Haiyang Dizhi 10, kapal survei, yang sudah berada di kawasan tersebut sejak Agustus 2021.
Terkait adanya kapal-kapal asing tersebut, Panglima Komando Armada 1 Laksda TNI Arsyad Abdullah memastikan TNI AL selalu bersiaga menjaga kedaulatan Laut Natuna Utara. Tak kurang dari 5 Kapal Republik Indonesia (KRI) selalu bersiaga di sana.
"Dalam mengamankan Laut Natuna Utara dituntut kehadiran KRI selalu ada 1 x 24 jam di wilayah tersebut,” ucap Arsyad dalam rilis Koarmada I.
Pernyataan Arsyad disampaikan pada Kamis (16/9) saat melakukan kunjungan komando ke garis depan di laut Natuna guna memastikan kehadiran unsur TNI AL di daerah operasi.