[BERITA-ISLAM.COM] Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Komjen (Pol) Boy Rafli Amar meminta maaf atas pernyataannya yang menimbulkan polemik soal data 198 pondok pesantren terafiliasi dengan terorisme.
Permintaan maaf disampaikan Kepala BNPT Komjen Boy saat sedang bersilahturahim ke Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat, Jakarta, Kamis (3/1/2022).
"Saya selaku Kepala BNPT menyampaikan juga permohonan maaf karena memang penyebutan nama pondok pesantren ini diyakini memang melukai perasaan dari pengelola pondok, umat Islam yang tentunya bukan maksud daripada BNPT untuk itu," kata Boy Rafli di Gedung MUI Pusat.
Dalam pertemuan itu, BNPT dan MUI juga melakukan diskusi untuk menyamakan persepsi yang berbeda di antara kedua pihak.
Hadir dari MUI yaitu Ketua MUI Prof. Nur Ahmad dan Kyai Kholil Nafis, bersama Sekjen Amirsyah Tambunan.
Boy juga mengakui penyebutan kata pondok pesantren terafiliasi terorisme itu yang kurang tepat, serta melukai perasaan umat Islam.
Ia pun menerangkan, penggunaan frasa "pondok pesantren" atau pun kata "terafiliasi" itu tidak dimaksudkan untuk mengeneralisir.
"Jadi kami mengklarifikasi, meluruskan bahwa yang terkoneksi di sini adalah berkaitan dengan individu. Jadi bukan lembaga, bukan lembaga pondok pesantren secara keseluruhan yang disebutkan itu, tetapi adalah ada individu individu yang terhubung dengan pihak pihak yang terkena proses hukum terorisme," ucap Boy seperti dikutip Kompas.
Diketahui, pernyataan Boy yang menyebutkan ada 198 pondok pesantren terafiliasi terorisme ini sempat disampaikannya dalam rapat bersama Komisi III DPR RI, beberapa waktu lalu.
Dilansir Tribunnews, Komjen (Pol) Boy Rafli Amar, mengungkap bahwa 198 Pondok Pesantren terafiliasi dengan sejumlah organisasi teroris, baik dalam negeri maupun luar negeri termasuk ISIS.
Adapun dari total 198 pesantren, 11 di antaranya terafiliasi dengan Jamaah Anshorut Khilafah (JAK), 68 terafiliasi Jamaah Islamiyah (JI) dan 119 terafiliasi dengan Anshorut Daulah atau simpatisan ISIS.